inspirasi, cerita anak, kisah anak, dongeng anak
Dikisahkan seorang anak bernama Rohayati. Ia anak semata wayang dari seorang ibu bernama Ning. Ning memiliki pekerjaan sebagai tukang sayur keliling dengan gerobaknya. Tentu saja kehidupan Rohayati ridak sama seperti anak-anak yang lain. Hidup serba kekurangan dan Rohayati pun harus membantu ibunya setiap hari sebelum berangkat sekolah.
Saat ini Rohayati duduk dibangku kelas 3 pada sekolah dasar swasta di daerah ibu kota. Setiap hari Rohayati hanya bisa melihat teman sepermainan mereka makan makanan jajanan tanpa sedikitpun bisa mencicipinya. Karena Rohayati tidak membawa uang saku sepeserpun ketika bersekolah.
Namun demikian kehidupan Rohayati bersama ibunya cukup bahagia, karena Ning tahu bagaimana cara mendidik dan memberikan cita-cita kepada Rohayati.
Suatu ketika Rohayati terlihat bingung ketika tangan kanannya memegang pisau dan tangan kirinya memegang buah nanas. Maksud hati Rohayati ingin membantu ibunya mengupas buah nanas untuk dijual. Namun buah nanas itu hanya dibolak-balik bingung cara mengupasnya.
Melihat kebingunan anaknya, maka tanpa perlu kata-kata Ning pun mengambil pisau dan buah nanas, kemudian Ning mulai mengupas nanas hinga selesai dengan bersih dan dipotong-potong. Sejalan dengan apa yang dilakukan ibunya, Rohayati pun meniru setiap langkah yang dilakukan ibunya. Hasilnya Rohayati pun bisa mengupas buah nanas dengan sempurna.
Suatu ketika disekolahan, teman-teman Rohayati membeli es krim dan terlihat enak sekali memakannya. Namun Rohayati hanya bisa melihat dari kejauhan tanpa bisa mengetahui bagaimana lezatnya es krim.
Sesampai dirumah Rohayati pun bilang ke ibunya dan bertanya tentang bagaimana rasanya makan es krim. Maka dengan kreatifitas ibunya buah nanas yang sudah dipotong kemudian di tusuk dan di masukkan kedalam wadah teremos berisi es balok. Maka setelah beberapa jam, Rohayati bisa menikmati rsanya es krim nanas. Dan sekilas muncul ide Rohayati untuk menjual es krim nanas buatan tangannya sendiri dan ibunya.
Singkat kata, hanya berbekal tremos kotak berupa sterofoam bekas kotak buah dijadikan wadah sebagai sarana untuk jualan. Namun dihari pertama setelah Rohayati berkeliling menjajakannya hingga petang menjelang ternyata tidak satu pun es krim nanasnya yang laku. Ia pun pulang dengan lusuh dan kecewa. Namun sesampai dirumah ibunya hanya tersenyum dan bilang “besok lihat dan belajar di pasar”. Akhirnya keesokan harinya Rohayati pun pergi ke pasar dan melihat bagaimana orang berjualan. Dari hasil pengamatannya maka Rohayati pun meniru apa yang orang-orang lakukan ketika berdagang. Dengan memberikan label harga yang menarik pada kotak tremos, memanggil para pembeli tanpa henti dengan kata-kata yang menarik, dan cara-cara lain yang dipakai kebanyakan orang.
Dihari berikutnya dagangan Rohayati bisa laku dan bahkan habis. Tak terkecuali para pembelinya adalah teman-temannya sendiri yang suka jajan es krim. Ia pun tersenyum lebar dan membuat ibunya juga tersenyum lebar.
Aktifitas ‘nyambi’ jualan ini Rohayati jalani hingga dapat menghantarkan ia meraih gelar sarjana.
Betul, Rohayati yang hanya anak seorang penjual sayur keliling pun bisa menikmati baju toga wisuda sarjana seperti teman-teman yang lain.
Dari kisah ini semoga kita bisa mengerti bahwa dimasa anak-anak mereka akan cepat belajar dari apa yang dilihat dan didengarnya. Maka selaku orang tua, pendidik dan orang yang setiap hari berinteraksi dengan anak-anak kita seyogyanya kita selalu memberikan contoh yang baik, contoh yang bisa ditiru anak-anak untuk kesuksesannya dimasa akan datang. Jangan sampai apa yang dilihat dan didengar anak-anak usia keemasan ini malah hal-hal negatif dan merusak yang selalu dilihat dan didengarnya.
COMMENTS