perkembangan emosi anak, pengertian emosi, emosi pada anak
Definisi mengenai emosi sangat beragam, sebagian orang memfokuskan emosi sebagai suatu komponen yang terdapat dalam perasaan atau keadaan fisiologis. Sebagian yang lain menggambarkan emosi sebagai seperangkat komponen dengan suatu struktur yang deterministik atau probabilistik, yang melihat emosi sebagai suatu keadaan atau proses yang dialami seseorang dalam merespons suatu peristiwa. Emosi dapat diartikan sebagai kondisi intrapersonal, seperti perasaan, keadaan tertentu, atau pola aktivitas motor. Unit-unit emosi dapat dibedakan berdasar tingkatan kompleksitas yang terbentuk, berupa perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan, komponen ekspresi wajah individu, dan suatu keadaan sebagai penggerak tertentu.
Dengan demikian, emosi dapat diartikan sebagai aktivitas badaniah secara eksternal, atau reaksi menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap peristiwa atau suatu kondisi mental tertentu (Lewis & Haviland- Jones, 2000).
Menurut Lazarus (1991), emosi adalah suatu keadaan yang kompleks pad a diri organisme, yang meliputi perubahan secara badaniah dalam bernapas, detak jantung, perubahan kelenjar-dan kondisi mental, seperti keadaan menggembirakan yang ditandai dengan perasaan yang kuat dan biasanya disertai dengan dorongan yang mengacu pada suatu bentuk perilaku. [ika emosi terjadi sangat intens, biasanya akan mengganggu fungsi intelektual. Variabel emosi terdiri dari dua bentuk, yaitu: (1) action, berupa perilaku menyerang, menghindar, mendekat atau menjauh dari tempat atau orang, menangis, ekspresi wajah, dan postur tubuh; serta (2) physiological reaction, berupa aktivitas sistem saraf otonomi, aktivitas otak, dan sekresi hormonal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa emosi lebih sebagai reaksi yang terpola ketimbang sekadar kejadian yang tidak terorganisasi dan emosi juga terkait erat dengan proses coping sebagai upaya pemecahan masalah dalam kehidupan individu.
Emosi yang berasal dari bahasa Latin movere, berarti menggerakkan atau bergerak, dari asal kata tersebut emosi dapat diartikan sebagai dorongan untuk bertindak. Emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi dapat berupa perasaan amarah, ketakutan, kebahagiaan, cinta, rasa terkejut, jijik, dan rasa sedih (Goleman, 1995).
Emosi dapat pula dimengerti melalui beberapa teori yang mernbahas tentang emosi. Walgito (1997), mengemukakan tiga teori emosi:
1.Teori sentral
Menurut teori ini, gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu; jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam kejasmaniannya. Sebagai contoh: orang menangis karena merasa sedih.
2.Teori periferal
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli yang berasal dari Amerika Serikat bernama William James (1842-1910). Menurut teori ini justru sebaliknya, gejala-gejala kejasmanian bukanlah merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu, tetapi malahan emosi yang dialami individu merupakan akibat dari gejala-gejala kejasmanian.
3.Teori kepribadian
Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, di mana pribadi tidak dapat dipisah-pisahkan dalam jasmani dan psikis sebagai dua substansi yang terpisah karena itu, maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan kejasmanian.
Emosi yang berasal dari bahasa Latin movere, berarti menggerakkan atau bergerak, dari asal kata tersebut emosi dapat diartikan sebagai dorongan untuk bertindak. Emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi dapat berupa perasaan amarah, ketakutan, kebahagiaan, cinta, rasa terkejut, jijik, dan rasa sedih (Goleman, 1995).
Emosi dapat pula dimengerti melalui beberapa teori yang mernbahas tentang emosi. Walgito (1997), mengemukakan tiga teori emosi:
1.Teori sentral
Menurut teori ini, gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu; jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam kejasmaniannya. Sebagai contoh: orang menangis karena merasa sedih.
2.Teori periferal
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli yang berasal dari Amerika Serikat bernama William James (1842-1910). Menurut teori ini justru sebaliknya, gejala-gejala kejasmanian bukanlah merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu, tetapi malahan emosi yang dialami individu merupakan akibat dari gejala-gejala kejasmanian.
3.Teori kepribadian
Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, di mana pribadi tidak dapat dipisah-pisahkan dalam jasmani dan psikis sebagai dua substansi yang terpisah karena itu, maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan kejasmanian.
COMMENTS